Benih yang Tumbuh Bersama

Ada sebuah lahan tanah yang kosong, seorang ibu menanamnya dengan benih bunga matahari. dengan bantuan skop kecil ibu tua tersebut akan menanam, tak sengaja ibu tua telah menjatuhkan semangkuk benih yang telah siap tanam. Berhamburan kesana kemari benih tersebut, ada yang terjatuh dalam ditengah, dipinggiran, dan bahkan dekat pagar. benih tersebut tinggal sisa semangkuk, dengan benih yang tersisa ibu melajutkan menanam dengan telaten.

Seselesainya menanam, ibu tua tersebut khawatir dengan benih yang tak sengaja berhamburan. takut ada yang tertinggal, takut ada yang terlewat. Setiap hari ibu menyiraminya sepenuh hati keseluruh tanah, tiada yang terlewat, tiada tanah kering yang tersisa. Sampai seterusnya berhari-hari telah terlewati, berbulan-bulan pun sama, tumbuh cambah, akar-akar kecil yang menjalar, bercakar kedalam tanam seperti tanpa ragu. meskipun berbeda tempat dengan yakin setia mengikuti cahaya matahari.

Sepenuh hati ibu menyiraminya pagi dan sore. Perlahan tapi pasti pucuk-pucuk itu mulai muncul tumbuh menjadi daun yang lebar. Sambil tersenyum dengan lembut ia singkirkan ulat kecil yang mengigiti daun. Dan mulailah tumbuh kuncup bunga kecil, yang awalnya hanya satu kemudian bertambah banyak serta menjadi bunga besar yang indah.

Seperti itulah kita teman, seperti benih itu.. yang berada pada tempat yang tak sama, namun kita tumbuh dengan yakin, yang percaya tanpa ragu terhadap arah cahaya. Seperti itulah kita teman, mungkin banyak hal berbeda yang masing-masing kita telah lewati, dengan jalan yang tentunya berbeda juga. Namun tetap satu tujuan, ingin lurus bersama. Dan yang selalu menyirami dan merawat bunga, ibarat Allah Swt yang terus menjaga kita, mengabulkan doa-doa kita, atau bahkan menegur keras bila kita salah, yang semata-mata karena menyayangi kita.
**
Dimana pun kita, semoga Allah Swt selalu senantiasa menjaga kalian :)

0 komentar: